Selamat Datang Diblog Saya

Selamat datang di duniaku :D
Salam kenal,
oya Jangan lupa sarannya ya,


Kamis, 15 November 2012

jangan galau lagi :)


Berhentilah Jadi Gelas

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika
wajahnya
belakangan ini selalu tampak murung.
"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal
yang indah di
dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang
Guru bertanya.
"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit
bagi saya untuk
tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habishabisnya,"
jawab sang
murid muda.
Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua
genggam garam.
Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia
laksanakan permintaan
gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam
sebagaimana
yang diminta.
"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas
air itu," kata
Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."
Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis
karena meminum air
asin.
"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.
"Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan
wajah yang masih
meringis.
Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang
meringis
keasinan.
"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya
ke danau di dekat
tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan
ke danau."
Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke
danau, tanpa
bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin
meludahkan rasa
asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak
sopan meludah
di hadapan mursyid, begitu pikirnya.
"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang
Guru sambil
mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di
pinggir
danau.
Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air
danau, dan
membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air
danau yang dingin
dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru
bertanya
kepadanya, "Bagaimana rasanya?"
"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap
bibirnya dengan
punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari
aliran sumber
air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil
di bawah.
Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa
asin yang
tersisa di mulutnya.
"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"
"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air
dan
meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum
memperhatikannya,
membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai
puas.
"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum.
"Segala masalah
dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang,
tidak lebih.
Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan
penderitaan yang harus
kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh
Allah, sesuai
untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak
berkurang
dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia
ini pun
demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia
seorang Nabi, yang
bebas dari penderitaan dan masalah."
Si murid terdiam, mendengarkan.
"Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu
sangat
tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang
menampungnya. Jadi Nak, supaya
tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan
qalbu dalam dadamu itu
jadi sebesar danau." 

(From : Suluk - Blogsome) : (buku : sukses UN dan tembus PTN)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts